Minggu, 27 Agustus 2017

Melamarmu....

Aku ingat saat itu masih hari sabtu sore, waktunya semua orang bersantai dari penatnya tumpukan kertas kantor. Tapi tidak dengan satu pria itu. Dia sedang sibuk berkutat dengan buku yang dia bawa dan sesekali berbincang dengan seorang wanita paruh baya disampingnya, entah apa yang sedang mereka lakukan. Masa bodohlah pikirku..

Selang beberapa menit, para pelayan wanita mulai sedikit berbisik, mau tidak mau telingaku ikut masuk kedalam percakapan mereka...
"Aduh, mas itu romantis sekali..."
"Iya, wanita mana yang akan menolak lamaran dari seorang pria macam dia..."
"Ya, pasti semua wanita akan menerimanya, aku pun juga begitu!"

Ah, ternyata pria itu sedang merencanakan sebuah lamaran di tempat ini, pantas saja ia begitu bersemangat berbincang dengan wanita disebelahnya. Ya aku sudah melihatnya duduk dan berdiri serta menunjuk-nunjuk area disekitarnya, mungkin sedang memikirkan rencana untuk lamarannya nanti.

Sebegitu sibukkah pria jika ingin melamar seorang wanita yang ia cintai? Sebegitukah perjuangan pria hanya untuk mendapatkan kata "ya" dari sang wanita?? Ah, entahlah aku belum pernah melakukanya ataupun merasakanya. Untuk apa aku pusingkan.

Tidak lama setelah itu, aku berdiri untuk membayar segelas kopi hitam yang aku pesan. Dengan sengaja aku melewati tempat duduk pria itu, naluri keingintahuanku tetap saja muncul meskipun aku berpikir itu bukan urusanku, dan aku sedikit mendengarkannya berbicara..

"Hmm, jika dia menolak lamaran saya? Tak apa-apa, saya tidak bisa memaksakan apa yang saya inginkan. Yang terpenting saya sudah melakukan apa yang saya ingin lakukan tanpa harus menyesal pada akhirnya."

akupun terus berjalan tanpa memandang ekspresinya..

Sabtu, 05 Agustus 2017

Salam Hangat Dariku


pic: pinterest.com

Hai bagaimana kabarmu? Baik-baik sajakah?
Atau ada yang ingin kau ceritakan padaku?
Bersyukurlah, karena mulai saat ini aku akan selalu mendengar keluh kesahmu dan kisah kasihmu
Kamu hanya perlu pergi ke warung terdekat, café bahkan trotoar pinggir jalan yang menyediakanku sebagai pendengar sejatimu
Yang akan dengan setia mendengar apa yang kau utarakan hingga tetes terakhir dicangkirmu sudah kau habiskan
Yang akan dengan sabar menemanimu bahkan ketika kau tak sadarkan diri menitikkan air matamu di depanku
Yang akan dengan ikhlas terus berada dihadapanmu, meskipun kau hanya memandangiku dengan tatapan kosongmu.
Ya aku, teman ngopimu yang mulai saat ini akan selalu berada disisimu.